Sabtu, 09 Juli 2011

Kita terAMAT KECIL Bro...

Pernahkah dalam pikiran terselip rasa iri…???

Bukan…bukan…itu maksudku,
tepatnya merasa belum mampu mencapai sesuatu yang telah dicapai orang lain dan kita pun ingin mencapainya.
Ya… kurang lebih seperti itu…
Tidak perlu dengan tegas untuk mengatakan,

TIDAK…!!!

karena akan terlihat aneh (dibaca: tidak normal)
karena hal itu sangatlah wajar sobat
sebagian besar orang yang merasakannya, bahkan hal itulah yang memicu seseorang untuk menjadi sosok yang lebih baik atau bahkan lebih buruk sama sekali

Sebelum melanjutkan, kita fokuskan dahulu pikiran kita untuk hal-hal positif, karenanya contoh yang akan kita ambil adalah yang terbaik yaitu tokoh sempurna Rosulullah SAW dan para sahabat untuk menjadikan kita sebagai sosok yang jauh lebih baik
Sebagai muslim, seringkali dan sepatutnyalah kita menokohkan Rosulullah dan para Sahabat untuk dijadikan sebagai panutan dalam menjalani kehidupan
Tokoh yang seluruh rangkaian historynya telah melekat kuat bahkan sudah di luar kepala meskipun tidak pernah secara langsung kita lihat karena rentang waktu yang beratus-ratus bahkan beribu-ribu tahun
Tokoh yang selalu kita puja kita banggakan...
Ya… tokoh yang tentunya terbaik atau sebatas terdoktrin dalam pikiran kita bahwa mereka terbaik
Namun terkadang ada yang salah dengan jalan fikiran kita terutama bagi beberapa orang yang terdoktrin tanpa mau belajar lebih banyak
Terkadang beberapa dari mereka memandang tokoh tersebut secara tidak utuh
Kita menokohkan mereka hanya dengan melihat betapa gigihnya beliau memperjuangkan kaum tertindas, betapa luarbiasa keberaniannya, betapa cerdas otaknya, betapa beliau sudah menjadi pujaan banyak orang dan masih banyak lagi yang membuat kita semakin melihatnya dengan BUTA.
Jarang kita melihat masa-masa terpuruknya, masa-masa dimana beliau berbuat kesalahan, masa-masa beliau berusaha bangkit dan belajar dengan hati hingga mencapai sesuatu yang hanya selalu kita pandang yaitu “prestasi

Kesalahan tidak berhenti sampai sini, berlanjut kepada ambisi kita untuk menjadi seperti tokoh yang kita puja
Sekali lagi saya tekankan bukan kesalahan tokoh yang kita pilih, bahkan beliau sangat pantas bahkan paling pantas untuk dijadikan panutan
Yang salah hanyalah cara kita memandangnya
Demi melihat prestasi sang tokoh, kitapun berusaha sekuat tenaga untuk mencapai prestasi yang sama, namun sayangnya kita tidak memperhatikan manhaj yang digunakan tokoh tersebut
Kita melakukan secara serampangan sesuai koridor pikiran kita yang sangat terbatas. Tanpa lihat kiri-kanan maju terus terabas sana terabas sini seperti orang limbung. Kesalahan lebih fatal lagi adalah melakukan segala-galanya semata-mata agar orang memandangnya sebagaimana ia memandang hebat tokoh-tokoh panutannya
Tanpa sadar kita semakin jauh dengan sifat dan akhlak mereka dan kenyataannya sikap kita masih NOL BESAR

Naudzubillahi mindzalik…

Bukan hanya sekedar melihat kesalahan dan semakin mengiyakan bahwa kekhilafan telah menggelantungi pikiran dan sikap kita, namun jauh dari itu
Berpijak dari sebuah kesadaran untuk berbuat yang terbaik, dan melakukan dengan hati mulai dari sekarang
Perhatikan dan pahami bagaimana perjuangan sang tokoh dari nol, bagaimana beliau mampu memperjuangkan hidupnya yang penuh dengan kepahitan, tantangan dan godaan dunia sampai suatu saat beliau mampu memperjuangkan umat
Mereka sabar, mereka ikhlas, mereka cerdas, mereka zuhud, mereka qona’ah, mereka hanya mengharap ridho Allah, bukan bagaimana fikiran orang terhadapnya
Ya… mereka yang notabenya sudah terjaga oleh Allah tetap melakukan hal-hal itu

Lalu bagaimana dengan kita???

Pantaskah kita sombong, merasa telah berjasa, merasa bisa melakukan lebih dibanding orang lain
Pulihkanlah kesadaran, bahkan sama sekali tidak ada yang bisa menjamin kita bersih dari lumpur dosa
Apa yang telah kita lakukan dimasa lalu, orang lain mungkin tidak melihatnya karena Allah telah menutupinya
Tapi apakah kita sebagai pelakunya bisa menganggap diri kita sebagai pribadi yang terbaik???

Astaqfirullah…

Kini saatnya berusaha melakukan perubahan, lakukan yang terbaik dan tetap bermimpi besar
Namun tetap lakukan dari hal yang kecil agar kita bisa rasakan inilah perjuangan hingga kita bisa menghargai diri sendiri, bisa merasakan dengan hati bahwa disetiap keberhasilan itu karena Allah berkehendak
Hingga tidak ada kesombongan menggelayut di pundak-pundak kita
Wallahualam...


Bagaimana dengan pelajaranmu hari ini?

Khod_ega, 16 Juni 2011
22:07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar