Kamis, 01 November 2012

Tips buat yang lagi Galau ^^



Meskipun baru sekarang, meskipun jika ada yang mengatakan terlambat. Namun ingin saya katakan dengan penuh keyakinan kepada sahabat bahwa “Ini Adalah Awal yang Baik”.

Tidak ada yang percuma meskipun baru kita sadari sepenuhnya, bahwa  kita adalah pengendali rasa, bahwa kita  adalah operator otak  dan kita  yang mengusahakan kebaikan dan ketentraman diri kita sendiri. Tentunya  rasa dan fikiran yang karena kemurahan Allah, mereka  kini ada pada kita.

Sahabat pasti sepakat, jika tidak... jangan teruskan membaca !

Tapi tampaknya ancaman saya tidak berlaku.

Baiklah,  saya lanjutkan

Kita akan belajar dari sebuah kasus, untuk umuran tanggung seperti sahabat (dan saya) yang sangat tidak pantas dikatakan tua, apalagi dikatakan masih muda dan unyu. Masalah hubungan lawan jenis (cinta.red) merupakan wacana yang menarik untuk diangkat (yang ngotot tidak setuju, perlu dibawa ke psikiater ^^).

Kembali ke topik semula,

Masalah mencintai dan dicintai merupakan hal yang biasa, semuanya pernah mengalami. Namun akan menjadi luar biasa ketika kita mencintai seseorang tetapi orang yang kita cintai lebih memilih orang lain atau bahasa mengenaskannya ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Wooow... sakitnya tidak ketulungan, airmata berderai derai, nafsu makan menurun drastis, kuliah nggak semangat, selera humor hilang  dan secara otomatis   kecerdasan otakpun menjadi menurun. Eittt tunggu... itu bukan cinta, melainkan nafsu dan hanya berlaku  untuk mereka yang tidak mampu mengendalikan rasa dan tidak bisa menjadi operator profesional bagi otaknya. 

Jika hal serupa menimpa Sahabat, rasa sedikit terluka mungkin masih ada. Namun beberapa hal perlu dilakukan agar keadaan menjadi lebih baik. Pertama, kita harus menyadari definisi permasalahannya yaitu bahwa cinta merupakan perasaan, tidak bisa dipaksa oleh komitmen sekalipun. Cinta akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan kita dalam artian yang sangat luas baik secara kasat mata ataupun tidak (kemampuan memandang kehidupan). Cinta hadir karena karunia dari Allah, cinta itu indah bukan merusak, cinta itu mebawa kebaikan bukan keterpurukan, cinta menguatkan keimanan bukan melemahkan. Maka bedakanlah antara cinta dan nafsu.

Kedua, Rasionalkan fikiran sahabat. Apakah dengan menangis berderai-derai akan membuat si dia mencintai sahabat? apakah dengan mogok makan si dia jadi peduli dengan perasaan sahabat? Wong pemerintahan saja yang rakyatnya melakukan aksi mogok makan tetap tenang dan ongkang-ongkang, apalagi cuma aksi sahabat seorang diri. Tapi saya yakin aksi sahabat akan berefek signifikan terhadap penurunan kesehatan, minimal penyakit mag sahabat akan kambuh (sadis). 

Sahabat sudah setengah mati mencintai si dia. Apakah yakin dia itu terbaik dan akan mampu membahagiakan sahabat? Belum menjadi suami saja dia sudah membuat sahabat berderai-derai, masih yakin?!
Bukankah kita bisa memilih untuk tetap bahagia, alihkan rasa yang percuma itu. Dia adalah makhluk Tuhan yang biasa, tidak perlu disesali ketika tak mampu bersanding dengannya, karena memang dia sangat biasa dan belum pantas untuk kita. Atau sangat mungkin malah sebaliknya kita terlalu biasa buat dia. Namun kali ini tak perlu berderai lagi, ayoo..senantiasa terus pantaskan diri.

Ketiga, pupuk keimanan. Keyakinan kita akan takdir Allah akan menghapuskan semua gundah gulana dan meringankan problematika kehidupan. Yakinlah Allah telah menuliskan siapa jodoh kita semenjak bumi ini belum tercipta. Jangan pernah takut ada yang terlewatkan, karena sehelai daun yang gugurpun telah tertulis takdirnya.
Seberapa besar kita perjuangkan, seberapa sering intensitas jungkir balik kita (sembari bilang wooow gitu ^^) untuk mendapatkan si dia, seberapa banyak galon airmata terbuang sia-sia kalau memang bukan takdir, maka dia tetaplah bukan jodoh kita. Jangan pula khawatir bahwa jodoh kita akan tertukar. Pupuk keyakinan terhadap firman Allah, bahwa wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik begitu pula sebaliknya. Sehingga pastikan kita dalam kondisi yang selalu baik, teguh imannya, lurus akhlaknya dan istiqomah amalnya.

Yang keempat adalah lakukan. Ketika semua luka telah mereda dan kita mampu menerima semuanya dengan penuh keikhlasan serta mampu memandang peluang kebaikan yang bisa kita upayakan, maka lakukan.  Alihkan energi untuk hal-hal yang positif dengan mencari kegiatan kegiatan yang bermanfaat misal bersilaturahim ke rumah saudara, pergi tasqif, menulis. Selanjutnya lakukan perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, upload terus keilmuan kita dengan banyak membaca buku, berdiskusi, jadilah sosok yang semakin ramah, semakin penyayang, gemar menabung (pahala) dan hal-hal positif lainnya.

Dan hal utama yang perlu dilakukan adalah berdoa, khusyukkan ibadah kita. Karena hanya doalah yang mampu merubah takdir. Setelah semuanya  Sahabat lakukan, maka bersiaplah untuk menjemput takdir terbaikmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar