Alunan
lagu Haris Isa menunjukkan ada tanda-tanda kehidupan dari HP merk ternama yang
sudah kedaluwarsa.
Tercantum
nama teman semasa sekolah pada panggilan masuk,
tumben sekali dia telpon setelah berabad-abad hilang dari peredaran.
Ibarat baru bertemu teman lama, semua-mua dia ceritakan mulai dari semasa dulu waktu sekolah
bareng, saat menempuh kuliah, tentang kegiatan organisasinya, hingga sampai pekerjaannya sekarang.
Trus
apa yang saya lakukan???
Mendengarkan...
Ya...
benar sekali Sahabat, saya hanya mendengarkan dengan sesekali menimpali untuk menunjukkan bahwa saya
respect dengan ceritanya.
Sudah
selang sekian lama saya tidak pernah berkomunikasi dengan dia, tidak tahu
bagaimana perubahan yang terjadi sekarang. Namun saya menjadi cukup tahu
menjadi sosok seperti apa teman saya yang satu ini setelah ditempa waktu sekian
tahun, ya pastinya dari semua ceritanya...
Barangkali
dia tersadar, kalau sedari tadi dia yang selalu berbicara dan saya selalu
mendengarkan.
“Gimana
ceritamu, tentang kehidupanmu di Jogja?”
Tiba-tiba
dia bertanya yang terdengar seperti salah satu iklan yang pernah saya liat dan
dengar ditelevisi.
‘LALU
APA CERITAMU...?’ he..he...
Kemudian
saya bercerita sebatas tentang studi saya, hanya itu dan cukup itu saja.
Dia
melanjutkan ceritanya lebih kepada hal yang lebih pribadi, dan saya sudah
menduganya.
Cerita
yang mengindikasikan muda-muda yang galau. Barangkali saya akan cukup nyaman
jika yang sedang bercerita dengan saya adalah seorang teman wanita.
Sebelum
mengakhiri obrolan dia berkata pada saya,
“Kamu
belum cerita kehidupanmu, besok giliranmu lho...”
Sangat
terdengar aneh ditelinga saya, namun santai sajalah.
dan sayapun menjawab,
“Aku
tidak terbiasa cerita kehidupanku dengan orang lain kecuali pada Ibu”
****
Banyaklah berbicara maka aku akan mengenalmu