Oh No…!!!
Hoooah…
Rasa kantuk mulai menggerayangi
‘Sabar ega, tanggung sedikit lagi nih…’
Otak saya masih memaksa untuk menuangkan ide yang masih tersisa.
Sebenarnya mata indah bola pinpong saya ini
sudah susah diajak kompromi,
dengan berat hati ia harus mengimbangi jari-jari saya yang masih asyik
menari diatas tuth huruf-huruf untuk memuaskan nafsu dahaga si otak.
Saya rasakan di ruang tengah sudah tak semeriah tadi
(tampaknya acara OVJ sudah selesai)
dari kamar tak terdengar suara apapun, ruang tengah benar-benar sunyi…
sepi…
senyap…
aman…
damai…
dan tentram…
jauh dari nuansa gegap gempita.
Sepertinya kakak saya sudah terbang melayang bersama mimpi-mimpinya
membuat rasa kantuk saya semakin menggila
Tak sanggup lagi mata indah pemberian Allah ini dipaksa untuk melek,
segera saya akhiri tugas mulia ini, meski otak saya masih memberontak minta
dituruti.
Segera saya langkahkan kaki dengan badan sedikit sempoyongan demi
menunaikan ritual rutin saya sebelum tidur
Yup ke kamar mandi, gosok gigi, cuci muka dan sensor ^^
Melewati ruang tengah, benar saja kakak saya sudah terkapar tak
berdaya
Dan apa yang saya lihat???
O la la…
waktu telah menunjukkan pukul 00.35 WIB (tersepona lihat jam dinding)
sungguh saya tidak menyadarinya
sadar harus segera mengistirahatkan diri
segera saya basuh badan dan kembali kesinggasana.
Sebelum mata indah ini terpejam sempurna,
tak lupa saya membaca doa dan 3 'mantra' pendek
saya hembuskan ke telapak tangan, saya usapkan ke seluruh tubuh sebagai
mantra pelindung andalan saya sebelum tidur.
Saya menyadari tidak tahu akan sampai kapan umur ini
apakah esok pagi masih bisa kembali menikmati hangatnya sentuhan lembut
mentari…
sejuknya embun pagi…
ya jujur...
saya sering merasa takut jika tidak bisa menemui esok pagi
Maka saya selalu meminimalisir ketakutan saya dengan melakukan ritual itu
dengan harapan agar Allah selalu mengirimkan malaikat penjaga untuk saya.
Sebelum mata ini sempurna terpenjam, saya teringat akan sesuatu.
Kebiasaan tidur terlalu malam (pagi malah)
membuat saya susah sekali untuk bangun pagi,
saya
ambil HP saya reset alarm pukul 04.15 WIB
Henpon saya setting dengan volume maksimal
saya taruh di atas almari
Kembali tidur,
berkelana jauh entah kemana
..
..
..
..
..
Rabbi…
maaf untuk kesekian malam saya absen lagi
lebih parah lagi, bahkan sengaja saya niatkan untuk absen malam
ini
(don’t try it!)
Rabbi ampuni hamba…
beri kesempatan dan kekuatan untuk hamba memperbaiki diri
***
Nada dering menggetarkan seisi kamar saya,
tapi betapa beratnya mata ini dibuka
Berisik sekali alarm itu,
memaksa saya segera bangun meskipun dengan gerakan
patah-patah
(sempoyongan gara2 ngantuk berat)
mematikan alarm dan segera menunaikan sholat subuh.
Rabbi...
ampuni hamba
subuh saya kali ini benar-benar payah
sholat subuh dengan kondisi mata yang masih terkantuk-kantuk
sempurna.
Tidak mungkin saya melanjutkan tidur lagi meskipun kepala terasa tak
henti ber'rotasi'
saya tetap harus menunaikan janji bakti saya untuk berikhtiar mencari
maisyah
Sebelum dinas ke kantor (meluncur ke kedai SEKATEN),
saya sempatkan melirik
(memperhatikan diri dengan seksama dan dalam waktu yang tidak sesingkat-singkatnya)
di depan cermin yang berada dikamar.
Astaga…!!!
kedua mata saya bendul (benar-benar bendul dul…)
hoohh…
Bagaimana mungkin bi Inem (nama siang saya) melayani pembeli dengan
kondisi setragis ini
Apa kata dunia...!
Apalagi pegawai yang bantuin di kedai sudah cuti,
ya sempurna sudah…
Ya, tapi ini konsekuensi bagi saya yang tidak
tau waktu
ganjaran saya yang dengan gampangnya meninggalkan lail malam ini dan
sholat subuh yang acak adut
Rabbi...
ampuni hamba
beri kesempatan dan kekuatan untuk hamba memperbaiki diri
#pelajaran pagi ini#
Jangan biarkan kegiatan-kegiatan keduniawian, merusak ibadah-ibadah kita
Akibat otak tak
terkendali, nafsu yang dibiarkan liar membuat saya merugi
*Orang yang paling hebat bukan orang yang bisa mengalahkan orang yang
kuat, melainkan dia yang bisa mengalahkan hawa nafsunya*
Bagaimana dengan pelajaranmu hari ini?
kusumanegara, 280611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar