Kau panggil namaku dalam pesanmu
Yang disampaikan malam lewat remang cahaya rembulan
Takut ku tafsirkan pesanmu sebagai bahasa rindu
Akhirnya kubiarkan, hingga waktu berlalu
Menanti esok penuh harap
bersama gugurnya sehelai daun kering
dan embun pagi yang meresap senyap
jangan kau acuhkan malam yang sempat hening
Dan teruslah memburu meski dalam gelap
Hingga kurasakan betapa rindumu benar-benar nyata
hadir layaknya pias pias fajar menerobos udara
Memudarkan ragu dan hentikan derai pilu yang membisu
Ku raih harapmu, itu inginku
Lewat narasi doa ditiap-tiap waktu
Sembari membangun sebuah keyakinan
yang begitu nyata penuh keraguan
khawatir tak sekuat harapan
karena aku bagaikan buritan
sendiri menunggu labuhnya perahu
apakah kau dengar resahku
yang disampaikan segerombol camar
terbang kesana kemari silih berganti
apakah kau dengar harapku
yang disampaikan ombak
berkali-kali pulang dan pergi
Renggali 08, 110712
23:06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar