Meskipun baru sekarang, meskipun jika ada yang
mengatakan terlambat. Namun ingin saya katakan dengan penuh keyakinan kepada
sahabat bahwa “Ini Adalah Awal yang Baik”.
Tidak ada yang percuma meskipun baru kita
sadari sepenuhnya, bahwa kita adalah
pengendali rasa, bahwa kita adalah
operator otak dan kita yang mengusahakan kebaikan dan ketentraman
diri kita sendiri. Tentunya rasa dan
fikiran yang karena kemurahan Allah, mereka
kini ada pada kita.
Sahabat pasti sepakat, jika tidak... jangan
teruskan membaca !
Tapi tampaknya ancaman saya tidak berlaku.
Baiklah,
saya lanjutkan
Kita akan belajar dari sebuah kasus, untuk
umuran tanggung seperti sahabat (dan saya) yang sangat tidak pantas dikatakan
tua, apalagi dikatakan masih muda dan unyu. Masalah hubungan lawan jenis
(cinta.red) merupakan wacana yang menarik untuk diangkat (yang ngotot tidak
setuju, perlu dibawa ke psikiater ^^).
Kembali ke topik semula,
Masalah mencintai dan dicintai merupakan hal
yang biasa, semuanya pernah mengalami. Namun akan menjadi luar biasa ketika
kita mencintai seseorang tetapi orang yang kita cintai lebih memilih orang lain
atau bahasa mengenaskannya ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Wooow... sakitnya
tidak ketulungan, airmata berderai derai, nafsu makan menurun drastis, kuliah
nggak semangat, selera humor hilang dan
secara otomatis kecerdasan otakpun
menjadi menurun. Eittt tunggu... itu bukan cinta, melainkan nafsu dan hanya
berlaku untuk mereka yang tidak mampu
mengendalikan rasa dan tidak bisa menjadi operator profesional bagi otaknya.
Jika hal serupa menimpa Sahabat, rasa sedikit
terluka mungkin masih ada. Namun beberapa hal perlu dilakukan agar keadaan
menjadi lebih baik. Pertama, kita harus menyadari definisi permasalahannya yaitu
bahwa cinta merupakan perasaan, tidak bisa dipaksa oleh komitmen sekalipun.
Cinta akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan kita dalam artian yang sangat luas
baik secara kasat mata ataupun tidak (kemampuan memandang kehidupan). Cinta
hadir karena karunia dari Allah, cinta itu indah bukan merusak, cinta itu
mebawa kebaikan bukan keterpurukan, cinta menguatkan keimanan bukan melemahkan.
Maka bedakanlah antara cinta dan nafsu.
Kedua, Rasionalkan fikiran sahabat. Apakah
dengan menangis berderai-derai akan membuat si dia mencintai sahabat? apakah
dengan mogok makan si dia jadi peduli dengan perasaan sahabat? Wong pemerintahan saja yang rakyatnya
melakukan aksi mogok makan tetap tenang dan ongkang-ongkang, apalagi cuma aksi
sahabat seorang diri. Tapi saya yakin aksi sahabat akan berefek signifikan
terhadap penurunan kesehatan, minimal penyakit mag sahabat akan kambuh (sadis).
Sahabat sudah setengah mati mencintai si dia.
Apakah yakin dia itu terbaik dan akan mampu membahagiakan sahabat? Belum
menjadi suami saja dia sudah membuat sahabat berderai-derai, masih yakin?!
Bukankah kita bisa memilih untuk tetap bahagia,
alihkan rasa yang percuma itu. Dia adalah makhluk Tuhan yang biasa, tidak perlu
disesali ketika tak mampu bersanding dengannya, karena memang dia sangat biasa
dan belum pantas untuk kita. Atau sangat mungkin malah sebaliknya kita terlalu
biasa buat dia. Namun kali ini tak perlu berderai lagi, ayoo..senantiasa terus
pantaskan diri.
Ketiga, pupuk keimanan. Keyakinan kita akan
takdir Allah akan menghapuskan semua gundah gulana dan meringankan problematika
kehidupan. Yakinlah Allah telah menuliskan siapa jodoh kita semenjak bumi ini
belum tercipta. Jangan pernah takut ada yang terlewatkan, karena sehelai daun
yang gugurpun telah tertulis takdirnya.
Seberapa besar kita perjuangkan, seberapa
sering intensitas jungkir balik kita (sembari bilang wooow gitu ^^) untuk
mendapatkan si dia, seberapa banyak galon airmata terbuang sia-sia kalau memang
bukan takdir, maka dia tetaplah bukan jodoh kita. Jangan pula khawatir bahwa
jodoh kita akan tertukar. Pupuk keyakinan terhadap firman Allah, bahwa wanita
yang baik hanya untuk laki-laki yang baik begitu pula sebaliknya. Sehingga
pastikan kita dalam kondisi yang selalu baik, teguh imannya, lurus akhlaknya
dan istiqomah amalnya.
Yang keempat adalah lakukan. Ketika semua luka
telah mereda dan kita mampu menerima semuanya dengan penuh keikhlasan serta
mampu memandang peluang kebaikan yang bisa kita upayakan, maka lakukan. Alihkan energi untuk hal-hal yang positif
dengan mencari kegiatan kegiatan yang bermanfaat misal bersilaturahim ke rumah
saudara, pergi tasqif, menulis. Selanjutnya lakukan perubahan untuk menjadi
pribadi yang lebih baik, upload terus
keilmuan kita dengan banyak membaca buku, berdiskusi, jadilah sosok yang semakin
ramah, semakin penyayang, gemar menabung (pahala) dan hal-hal positif lainnya.
Dan hal utama yang perlu dilakukan adalah
berdoa, khusyukkan ibadah kita. Karena hanya doalah yang mampu merubah takdir.
Setelah semuanya Sahabat lakukan, maka
bersiaplah untuk menjemput takdir terbaikmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar