Rabu, 17 Juni 2009

UNTUKMU UKHTIFILLAH

Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!


Di tengah hingar-bingarnya kehidupan zaman millennium tersirat sebuah nasihat yang sangat halus untukmu wahai kaum hawa, akankah kau akan menyadarinya atau hanya sekedar sebuah puisi indah yang dibaca sekilas pandang, hingga tak terasa keindahannya, pahamilah….

Ukhtiku sayang...
Tetaplah menjadi bunga yang paling indah diantara semak belukar, tetaplah mewangi diantara bau yang menyesakkan, tetaplah menjadi embun yang memberi kesegaran ditengah kegersangan…
Hingga hanya engkaulah yang akan didatangi dengan membawa berjuta harapan kebaikan…

Tetaplah begitu Ukhti… karena mekarmu hanya sekali…

Kamis, 30 April 2009

Elegi Menggapai Perbincangan Kubus

Bruk…. Praaak…

Bocah kecil menggigit jari, kaget dan menghentikan langkahnya,

“Eits… maaf apa yang telah ku lakuan, tapi sebenarnya ini tidak ingin kulakukan……”

Aku satu, aku dua, aku tiga, aku empat, aku lima dan aku enam berkata bersama, “Ini aku, ayo kembalikan aku…”

Bocah kecil menggigit jari membungkuk, melongokkan mukanya ke bawah meja, diambilnya sesuatu kemudian berdiri.

Aku empat berteriak, ”Mau dibawa kemana aku… aku bukanlah aku yang sesungguhnya tadi…!”

Aku satu,aku dua, aku tiga, aku lima dan aku enam berteriak, “sesungguhnya jika kau bawa pergi, maka aku bukanlah aku yang sesungguhnya tadi…!”

Bocah kecil menggigit jari tampak bingung, dia membungkuk lagi, lama sekali dan tak segera berdiri. Dibolak-balik semua yang ada di depannya

Aku lima berkata,”Tahukah kamu wahai Bocah kecil menggigit jari, aku selalu berpegangan dengan aku yang kesatu, aku yang kedua, aku yang ketiga dan aku yang keempat, dan sejak awal aku berasal, aku selalu akur dan tak pernah sekalipun meninggalkan aku yang ke enam dari hadapanku…”

Aku yang keenam pun menimpali, “Aku juga selalu berpegangan dengan aku yang kesatu, aku yang kedua, aku yang ketiga dan aku yang keempat, dan sejak awal aku berasal, aku selalu akur dan tak pernah sekalipun meninggalkan aku yang ke lima dari hadapanku…”

Bocah kecil menggigit jari akhirnya pergi….

Aku satu berkata, “Jadi siapa sebenarnya aku sekarang…”

Aku dua berkata, ” Aku adalah salah satu bagian yang sama dari dari aku semua”

Aku tiga membuyarkan obrolan , “ Ssssttt…. Bocah kecil menggigit jari datang… tampaknya dia membawa sesuatu”

Bocah kecil menggigit jari membungkuk, kali ini dia melepaskan jari dari mulutnya… sangat asik rupanya dengan pekerjaan barunya

Berhenti sejenak dan kembali memasukkan jari kemulutnya, berapa menit kemudian asik lagi dengan pekerjaannya, dan selalu seperti itu hingga beberapa kali…

“Jadi…!!!” , Bocah kecil menggigit jari berteriak kegirangan sembari menggigit jarinya dengan lebih semangat lagi.
Ditaruhnya hasil pekerjaannya di atas meja, kemudian bocah kecil itu mundur beberapa langkah dari meja dan memiring-miringkan kepalanya ke kanan memperhatikan setiap bagian hasil pekerjaannya. Kemudian maju lagi, kali ini memiringkan kepalanya ke kiri, diamati lagi hasil pekerjaannya…

“Bagus….” Bocah kecil menggigit jari bergumam lalu pergi entah kemana.

Belum lama Bocah kecil menggigit jari pergi, terjadi keributan.

Aku satu protes, “Sesungguhnya aku yang di sini bukanlah aku yang sesungguhnya di sini..”

Aku tiga tak mau kalah, “Aku pun begitu aku yang sama disini sebenar-benarnya bukanlah aku yang sama disini..”

Aku enam ikut protes, “Aku tidak akur dengan aku yang ke tiga tapi sebenar-benarnya aku akur dengan aku yang ketiga”

Aku yang lain diam saja, barangkali pasrah atau sudah merasa nyaman dengan kondisinya yang sekarang.

Aku dua berkata dengan bijak, “Sebenarnya aku-aku yang di sini bukanlah aku-aku yang sebenarnya, tapi aku-aku yang disini tetaplah aku-aku yang memang sebenarnya tetap bisa di sini”

Akhirnya semua diam dan keributanpun berakhir.

Kamis, 02 April 2009

Refleksi Perkuliahan Filsafat Matematika

Filsafat merupakan olah-fikir manusia yang mungkin ada dan yang ada. Sifat filsafat itu adalah pembahasan sesuatu secara radikal (seakar-akarnya atau tuntas habis,tak tersisa). Belajar filsafat itu adalah menerjemahkan dan diterjemahkan, belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Alat dalam filsafat adalah bahasa analog, yaitu bahasa yang bisa digunakan dalam berbagai ilmu.

Adapun beberapa dalam landasan mempelajari filsafat:

1. Ontologi

Yaitu mempelajari tentang hakikat atau karakteristik suatu objek.

Metode yang digunakan sbb:

a. Abstraksi fisik : terfokus pada sifat-sifat suatu objek.

b. Abstraksi bentuk : terfokus pada sifat sekumpulan objek sejenis.

c. Abstraksi metafisik : terfokus pada sifat-sifat objek secara general.

2. Epistemologi

Yaitu mempelajari tentang metode.

Metode yang digunakan sbb:

a. Empirisme

Tokohnya: John Locke. pembahasan sesuatu berdasarkan fakta-fakta yang diamati.

b. Rasionalisme

Lebih ke olah-fikir atau rasio, yaitu menerjemahkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Rasionalisme dapat dikomunikasikan dalam bahasa matematika dan deduktif

c. Fenomenalisme

Berdasarkan fenomena. Tokohnya: Emmanual Kant.

d. Intuisionisme

Berdasarkan intuisi atau kepekaan manusia dalam memaknai sesuatu.

3. Aksiologi

Mempelajari tentang manfaat suatu objek.

Hakikat matematika : kumpulan pengetahuan/ilmu yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan ciri-ciri itu yang membedakannya dengan pengetahuan/ilmu yang lain.

Manfaat matematika : identik dengan disiplin,kreatifitas, sebagai sarana berfikir deduktif, dan kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari.