Kamis, 30 April 2009

Elegi Menggapai Perbincangan Kubus

Bruk…. Praaak…

Bocah kecil menggigit jari, kaget dan menghentikan langkahnya,

“Eits… maaf apa yang telah ku lakuan, tapi sebenarnya ini tidak ingin kulakukan……”

Aku satu, aku dua, aku tiga, aku empat, aku lima dan aku enam berkata bersama, “Ini aku, ayo kembalikan aku…”

Bocah kecil menggigit jari membungkuk, melongokkan mukanya ke bawah meja, diambilnya sesuatu kemudian berdiri.

Aku empat berteriak, ”Mau dibawa kemana aku… aku bukanlah aku yang sesungguhnya tadi…!”

Aku satu,aku dua, aku tiga, aku lima dan aku enam berteriak, “sesungguhnya jika kau bawa pergi, maka aku bukanlah aku yang sesungguhnya tadi…!”

Bocah kecil menggigit jari tampak bingung, dia membungkuk lagi, lama sekali dan tak segera berdiri. Dibolak-balik semua yang ada di depannya

Aku lima berkata,”Tahukah kamu wahai Bocah kecil menggigit jari, aku selalu berpegangan dengan aku yang kesatu, aku yang kedua, aku yang ketiga dan aku yang keempat, dan sejak awal aku berasal, aku selalu akur dan tak pernah sekalipun meninggalkan aku yang ke enam dari hadapanku…”

Aku yang keenam pun menimpali, “Aku juga selalu berpegangan dengan aku yang kesatu, aku yang kedua, aku yang ketiga dan aku yang keempat, dan sejak awal aku berasal, aku selalu akur dan tak pernah sekalipun meninggalkan aku yang ke lima dari hadapanku…”

Bocah kecil menggigit jari akhirnya pergi….

Aku satu berkata, “Jadi siapa sebenarnya aku sekarang…”

Aku dua berkata, ” Aku adalah salah satu bagian yang sama dari dari aku semua”

Aku tiga membuyarkan obrolan , “ Ssssttt…. Bocah kecil menggigit jari datang… tampaknya dia membawa sesuatu”

Bocah kecil menggigit jari membungkuk, kali ini dia melepaskan jari dari mulutnya… sangat asik rupanya dengan pekerjaan barunya

Berhenti sejenak dan kembali memasukkan jari kemulutnya, berapa menit kemudian asik lagi dengan pekerjaannya, dan selalu seperti itu hingga beberapa kali…

“Jadi…!!!” , Bocah kecil menggigit jari berteriak kegirangan sembari menggigit jarinya dengan lebih semangat lagi.
Ditaruhnya hasil pekerjaannya di atas meja, kemudian bocah kecil itu mundur beberapa langkah dari meja dan memiring-miringkan kepalanya ke kanan memperhatikan setiap bagian hasil pekerjaannya. Kemudian maju lagi, kali ini memiringkan kepalanya ke kiri, diamati lagi hasil pekerjaannya…

“Bagus….” Bocah kecil menggigit jari bergumam lalu pergi entah kemana.

Belum lama Bocah kecil menggigit jari pergi, terjadi keributan.

Aku satu protes, “Sesungguhnya aku yang di sini bukanlah aku yang sesungguhnya di sini..”

Aku tiga tak mau kalah, “Aku pun begitu aku yang sama disini sebenar-benarnya bukanlah aku yang sama disini..”

Aku enam ikut protes, “Aku tidak akur dengan aku yang ke tiga tapi sebenar-benarnya aku akur dengan aku yang ketiga”

Aku yang lain diam saja, barangkali pasrah atau sudah merasa nyaman dengan kondisinya yang sekarang.

Aku dua berkata dengan bijak, “Sebenarnya aku-aku yang di sini bukanlah aku-aku yang sebenarnya, tapi aku-aku yang disini tetaplah aku-aku yang memang sebenarnya tetap bisa di sini”

Akhirnya semua diam dan keributanpun berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar