Rabu, 12 Desember 2012

Kasihku


















Kasihku...

Biarkanlah aku mencintaimu apa adanya
Jangan  memintaku tuk ungkapkan untaian kasih
Meskipun aku mampu hingga menahan rindu

Kasih... 

Biarkan aku mencintaimu dengan caraku yang sederhana
yang  tak  perlu meluapkan beribu pengharapan
pun sampaikan ungkapan-ungkapan sayang

Biarlah ia berjalan seperti ini
tenang, dewasa, mengalir penuh iringan doa

Bukan, bukan karena tak sayang, bukan karena tak cinta
karena saat ini, harus seperti ini...

Hingga, biarkan Tuhan tentukan takdir kita 


UPT UNY, 131212

MELEPASKAN YANG TIDAK PERLU DIPERJUANGKAN



Bismillahirrahmanirrahim...

Bagaimana bisa aku masuk ke dalam hati yang nyatanya sudah berpenghuni?

Meski penghuni itu hanyalah ilusi,
yang masih saja dibawa dari masa2 yang sudah terlewati..

Bagaimana bisa aku bersikeras untuk masuk,
sedangkan pemilik kediaman tidak akan mempersilakan aku duduk?

 
Pada akhirnya nanti,
aku akan sampai pada titik di mana aku harus bangun dari segala mimpi..

Pada akhirnya nanti,
aku harus menyadari bahwa ada hal2 yang telah disediakan namun bukan untuk aku miliki..

Pada akhirnya nanti,
aku yang harus memilih untuk memperjuangkanmu hingga letih
 atau mempersiapkan diri untuk kemudian pergi..

Pada akhirnya nanti,
 aku akan menemui saat2 dimana sudah tidak memungkinkan lagi untuk memperjuangkan.

Bukankah tak ada artinya menunggu padahal kamu bukanlah untuk kutunggu?
Bukankah tidak mungkin aku memiliki sesuatu yang tidak diperuntukkan bagiku?

Ketika aku memutuskan untuk angkat kaki,
itu artinya aku tidak ingin mempertahankan kamu lagi..

Ketika aku menganggap segalanya usai,
 itu artinya kamu bukan lagi sesuatu yang ingin aku gapai..

Mungkin kita bukanlah untuk saling mencari dan melengkapi..
Siapa tahu, kebahagiaanmu sudah Tuhan rancang ditangan orang lain..
Kebahagiaanku juga pasti sudah disediakan sebaik mungkin..

Aku melepaskan kamu sebagai hati yang ingin aku pilih
dan kuharap bisa membuatnya pulih..
Namun kini, aku membiarkan kamu untuk berlabuh ke manapun yang kamu mau..
Karena di titik ini, aku sudah dengan pasti mampu melepaskan dan merelakan..
Mari pergi dari titik ini dan cari bahagia kita sendiri..

Aku melepaskan,
supaya ia yang sedang datang menujuku dapat menemukan jalannya yang sudah ditentukan..
Dialah jodoh yang telah ditentukan_NYA. .
Insya Allah

 (Sumber: Sebelum Engkau Halal Bagiku )

Kamis, 01 November 2012

Jangan khawatir, kami disini...



Ukhti...kau sangat mempesonakanku...

Ukhti masih kurasakan pelukan kita tadi, jabat erat dan nafas berat yang tertahan masih terasa hingga kini.
Yah pertemuan yang luar biasa, sarat makna dan penuh cinta

Bukan cinta biasa, yang biasa diobral rasa namun cinta langsung dariNya. Amin

Mendengarkan beritamu yang akan segera kembali dari perjalanan panjang  yang  melelehkan,  terseok seok dalam dalam kubangan airmata merindu. Ah.. kau sungguh luar biasa 

Aku selalu  merindu bersama denganmu, merindu memelukmu dengan ukhwah penuh cinta.

Merindu untuk segera bersama-sama merenda benang kehidupan yang syahdu

Meski tak tahu bagaimana berlikunya perjalananmu hingga akhirnya kau mampu kembali dari pengembaraan panjangmu

Meski tak tahu betapa sulitnya perjuanganmu hingga kau mampu melewati semua rintangan dan keraguan hingga kau putuskan untuk kembali.

Ukhti...berbahagialah, kami disini...

Tips buat yang lagi Galau ^^



Meskipun baru sekarang, meskipun jika ada yang mengatakan terlambat. Namun ingin saya katakan dengan penuh keyakinan kepada sahabat bahwa “Ini Adalah Awal yang Baik”.

Tidak ada yang percuma meskipun baru kita sadari sepenuhnya, bahwa  kita adalah pengendali rasa, bahwa kita  adalah operator otak  dan kita  yang mengusahakan kebaikan dan ketentraman diri kita sendiri. Tentunya  rasa dan fikiran yang karena kemurahan Allah, mereka  kini ada pada kita.

Sahabat pasti sepakat, jika tidak... jangan teruskan membaca !

Tapi tampaknya ancaman saya tidak berlaku.

Baiklah,  saya lanjutkan

Kita akan belajar dari sebuah kasus, untuk umuran tanggung seperti sahabat (dan saya) yang sangat tidak pantas dikatakan tua, apalagi dikatakan masih muda dan unyu. Masalah hubungan lawan jenis (cinta.red) merupakan wacana yang menarik untuk diangkat (yang ngotot tidak setuju, perlu dibawa ke psikiater ^^).

Kembali ke topik semula,

Masalah mencintai dan dicintai merupakan hal yang biasa, semuanya pernah mengalami. Namun akan menjadi luar biasa ketika kita mencintai seseorang tetapi orang yang kita cintai lebih memilih orang lain atau bahasa mengenaskannya ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Wooow... sakitnya tidak ketulungan, airmata berderai derai, nafsu makan menurun drastis, kuliah nggak semangat, selera humor hilang  dan secara otomatis   kecerdasan otakpun menjadi menurun. Eittt tunggu... itu bukan cinta, melainkan nafsu dan hanya berlaku  untuk mereka yang tidak mampu mengendalikan rasa dan tidak bisa menjadi operator profesional bagi otaknya. 

Jika hal serupa menimpa Sahabat, rasa sedikit terluka mungkin masih ada. Namun beberapa hal perlu dilakukan agar keadaan menjadi lebih baik. Pertama, kita harus menyadari definisi permasalahannya yaitu bahwa cinta merupakan perasaan, tidak bisa dipaksa oleh komitmen sekalipun. Cinta akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan kita dalam artian yang sangat luas baik secara kasat mata ataupun tidak (kemampuan memandang kehidupan). Cinta hadir karena karunia dari Allah, cinta itu indah bukan merusak, cinta itu mebawa kebaikan bukan keterpurukan, cinta menguatkan keimanan bukan melemahkan. Maka bedakanlah antara cinta dan nafsu.

Senin, 08 Oktober 2012

Ku Kabarkan Tentang Satu Rindu


Rindu...
kau dan aku pasti merindukan... merindukan suatu masa dimana hanya ada kebahagiaan.
Masa dimana hanya ingin mengenang semua perjalanan yang sarat akan makna. 
Perjalanan itulah yang merupakan tapak-tapak membekas dalam proses mencapai tujuan yang  akan menjadi kenangan bagiku dan kau pada suatu masa itu.

aku dan kau merindukan kebahagiaan sebagai tujuan, tentu dan pasti.
maka kali ini ingin kukatakan padamu dan pada diriku sendiri:

**
Tuliskanlah tujuan hidup yang ingin kita capai.
Mimpikan semua kemungkinan-kemungkinan besar yang akan menjadi sebuah capaian.
Tujuan harus bermanfaat untuk diri sebagai upaya memberi kontribusi kepada sesama secara luas, karena disanalah kebahagiaan, ya... berbagi adalah kebahagiaan.
Fokuskan segala hal untuk mencapai tujuan yang telah dibuat.

***
Pikirkan dan lakukan semua hal yang berorientasi pada tujuan.
Pastikan muara dari segala tujuan adalah mengharap ridho Allah semata, karena disanalah letak kebahagiaan.

****
Tinggalkan bacaan, tontonan dan segala hal yang tidak memiliki kepentingan apapun terhadap pencapaian tujuan.
Berdo'a  kepada Allah dan banyaklah bersholawat ke atas Rosul.

*****
Mari kita ingat, dalam proses mencapai tujuan jadikanlah diri kita sebagai pribadi yang hidup dengan standar moral lebih tinggi daripada orang lain. Mari berdoa agar kita dikarunia rizki tersebut, karena rizki tersebut merupakan hal utama setelah karunia Allah yang berupa Iman.

"Allah tidak mengutus Rosul Muhammad, melainkan untuk menyempurnakan akhlak manusia"


UPT Yogyakarta, 08 Oktober 2012
relaxasi setelah mengerjakan tesis


Jumat, 05 Oktober 2012

Menahan & Terus Berjalan


Sekali lagi, tersudut dalam temaram bulan merekah indah
kupandangi hingga puncak cakrawala
ingin kutemukan kau dalam sucinya pengharapan
melihatmu dengan tangan membuka dan senyum dalam naungan ridhaNya

sekarang...pergilah, 
carilah sisa-sisa pengharapan yang pernah kau tinggal
pastikan ia telah bersih dan kuharap kembalilah dengan asa yang pernah kita bangun
menata kembali puing-puing hati terserak indah yang sempat menyayat hati

tak kupedulikan luka ini, dan biarkan aku tak tahu kabarmu
Dia akan mengobatinya, dengan embun yang takkan pernah Dia ingkari
Dia akan merengkuhku dalam balutan sutra lembut, yang tak pernah ada padamu
dan biarkan kaki ini ringan melangkah, untuk menjalani takdirnya

asaku tak akan pernah berujung
cintaku adalah sebuah pemetaan untuk cita yang besar
jadi jangan pernah khawatir, aku tak akan pernah terpuruk lama dan mengendap
karena aku adalah air yang mengalir, mengairi sawah-sawah yang kering,
memberikan perantara kehidupan bagi yang hampir mati,
menyuburkan yang sedang tumbuh,
dan terus menyeruak diantara bebatuan hingga menemukan muaranya


Santan, 6 Sept' 12
hanya Dia yang membuatku bertahan
terimakasih Allahku

Minggu, 23 September 2012

KITA DIANTARA REMBULAN MERAH # 1




Ketika ku katakan, betapa menawannya rembulan malam ini. Ku lihat kau membisu bersama lamunanmu. Adakah kau pikirkan rembulan lain yang lebih menawan hatimu?

Sosok humoris yang melankolis dengan garis senyum yang selalu terlukis diwajahmu kini tampak tenang tidur di sofa ruang tengah, terdengar hembusan nafasmu yang lembut. Rambutmu yang lurus tergerai menutup kening yang sedikit lagi mengenai bagian kelopak matamu. Sepertinya sudah waktunya ku pangkas sedikit rambut yang menjuntai itu agar tak mengganggu tidurmu lagi. Dagumu yang panjang tak henti turut menyimpan garis tawa. Ah...kau memang lelaki yang sangat manis, setidaknya dalam pandanganku.

Lelaki yang sudah tiga bulan ini menemani hari-hariku, lelaki yang kusadari tidak semestinya digandrungi karena faktor ketampanan, selalu dipenuhi kuasa untuk membuatku selalu menunggu jika tak bersama. Meski kini aku berada di dekatmu, meski aku bisa menatap wajahmu sepuas hatiku namun aku masih tetap sangat merindukanmu, karenanya ingin selalu kusimpan wajahmu dipelupuk mataku. Hingga tanpa sadar buliran bening mengalir dari kedua ceruk mataku, ingin ku peluk tubuhmu yang terlihat menyimpan letih.

Suamiku...baik-baikkah dirimu?

#Ba’da Isya...#
Seperti biasanya, kau sempatkan waktu untuk menatap langit malam. Kau berdiri sembari menyenderkan sisi kiri lenganmu di tiang teras rumah kita dengan posisi tangan melipat di depan dada. Barangkali moment seperti ini yang memberi inspirasi disetiap bait puisimu yang tak pernah membuatku bosan membacanya. Bahkan beberapa sudah melekat diingatanku meski tak sengaja untuk ku hapalkan.
Pernah sekali kau bercerita, betapa kau sangat menyukai langit meskipun malam, meskipun tak ada bintang dan rembulan, meskipun hanya gelap dan hitam. Ketika kutanya,

“mengapa Abi begitu menyukai malam, bukankah jika
mendung seperti ini hanya tampak suram?”

Kau tampak tersenyum, matamu menyiratkan sebuah bayangan yang seolah-olah terhampar memenuhi seluruh sudut pandangmu

“Bukankah suram itu hanya ada dalam pikiran, semua akan indah jika kita memandangnya dengan keindahan”

Meski tak menjawab pertanyaanku, rasanya aku tak perlu banyak bertanya lagi. Terkadang untuk menyukai sesuatu tidak memerlukan alasan, begitupula kau yang menyukai malam barangkali tidak memerlukan alasan dan akupun tidak memerlukan banyak alasan untuk menerima pinanganmu dulu. Aku hanya cukup mengenal agamamu dan aku menyukaimu, itu saja. Ah...pikiranku yang sederhana.

“Bun...sekarang sudah tanggal 13 ya?”

Kualihkan pandanganku kewajahmu.  Kau tetap menatap rembulan merah nan anggun merajai langit malam ini. Suaramu begitu pelan, bahkan seperti hendak tertelan lembutnya semilir malam dan hampir-hampir  aku tak bisa mendengarnya. Sahut-sahutan suara khas binatang kecil jangkrik tak mampu biaskan bahwa ada sesuatu yang kau simpan.

“Iya, jelang puasa Romadhon 10 hari lagi lho Bi?”

Matahariku


Kusibak tirai kamar
Kunanti kau dalam gempita pagi
Sesekali kulirik  kaca riben yang mulai berdebu
Berharap siluet petanda kau menyapa
Ah..namun sayang kau belum muncul juga
Memulai hari dengan penantian
Bukanlah hal yang membosankan
Kejutan-kejutan warna sungguh mempesona
Datanglah, kan kunanti hadirmu, disini...
Matahariku

DF, 270712
05:30



Kamis, 12 Juli 2012

BAHASA RINDU


Kau panggil namaku dalam pesanmu
Yang disampaikan malam lewat remang cahaya rembulan
Takut ku tafsirkan pesanmu sebagai bahasa rindu
Akhirnya kubiarkan, hingga waktu berlalu

Menanti esok penuh harap
bersama gugurnya sehelai daun kering
dan embun pagi yang meresap senyap
jangan kau acuhkan malam yang sempat hening
Dan teruslah memburu meski dalam gelap
Hingga kurasakan betapa rindumu benar-benar nyata
hadir layaknya pias pias fajar menerobos udara
Memudarkan ragu dan hentikan derai pilu yang membisu

Ku raih harapmu, itu inginku
Lewat narasi doa ditiap-tiap waktu
Sembari membangun sebuah keyakinan
yang begitu nyata penuh keraguan
khawatir tak sekuat harapan
karena aku bagaikan buritan
sendiri menunggu labuhnya perahu

apakah kau dengar resahku
yang disampaikan segerombol camar
terbang kesana kemari silih berganti
apakah kau dengar harapku
yang disampaikan ombak
berkali-kali pulang dan pergi





Renggali 08, 110712
23:06