Selasa, 05 Juli 2011

Tak Kan Ku Lewatkan Lagi (Study From The Journey)

Sroook…

suara rintihan Simoru membuat saya miris…
Maaf teman… saya tidak sengaja
tanjakan itu terlalu tinggi untuk kita lewati

(he… mencoba beralibi, padahal saia yang bermasalah, berat badan saia naik lagi...hi...hi...)

Simoru memang tak sekece dulu lagi
tidak sekece ketika pertamakali saya memandangnya dengan penuh cinta
badannya tak segagah dulu
sekarang bekas lecet sana sini
jarang mandi pula membuat saya lebih merasa bersalah
Tragedy memilukan yang menimpa kami (tepatnya menimpa Simoru)
terjadi sepulang dari masjid kampus tercinta.
Pada awalnya saya berencana langsung meluncur ke little town yang sangat mendamaikan hati, jiwa dan raga...

yeah Bantul…

biasa orang menyebut embantul (medok.red)

# ada tampang-tampang manyun rupanya #

Namun tadi sebelum pulang,saat masih di masjid kampus tercinta
saya tidak sengaja bertemu (sebenarnya awalnya sengaja pengen ketemu sih, janjian malah...)
sama si akhwat mungil yang terkenal cap cis cus macam pedagang di pasar ikan…
abis lancar banget ngomongnya…

Akwat mungil : ane baru pulang dari walimahan jadi telat datang, afwan. Anti mau kemana?

Saya : pulang… (pulang ke rumah nenek maksudnya)

Akwat mungil : sekalian nebeng ke %#@*&# (salah satu kos akhwat)

Saya : Yuuuk…

Masya Ampun…
untuk menuju TKPnya saja kita harus melewati banyak tanjakan, tinggi-tinggi lagi
dan daerahnya hmm…. pedalaman sangat

(bo’ong banget, padahal cuma 1 tanjakan dan hanya lewat jalan kecil kira-kira 200 meter)

memang kadang ega suka ngawur dot com.

Setelah sampai tujuan, tanpa basa basi saya langsung pamit ngeloyor pergi.
Saya geber Simoru dengan kecepatan sangat tinggi

(dibandingkan sama becak )

takut kesorean sampai di little town yang sangat mendamaikan hati, jiwa dan raga
ditambah lagi belum sholat asar
jadi saya putuskan mengajak Simoru ngadem dulu dimasjid dekat lampu merah ring road arah Imogiri.
Didalam masjid saya lihat ada 3 orang bapak-bapak sedang ngobrolin tentang belajar baca Al-Quran.
Terlihat seorang paling muda dibanding yang lain berperan sebagai gurunya, dan 2 lebih tua lainnya sebagai muridnya.
Sebelum saya sholat saya sempat mendengar sepenggal obrolan mereka

(beneran saya tidak berniat nguping)

#ga nguping sih, tapi mendengarkan dengan seksama. Sama aje…#

Murid 1 : saya belum yakin dengan bacaan Al-Quran saya, saya ingin kembali ke Iqra dulu Pak

Guru : iya nanti kita perbaiki tajwidnya bersama-sama Pak

Murid 2 mengiyakn…

Waw kereun pisan ni bapak-bapak…
lalu bagaimana dengan saya?
Muslimah macam apa saya ini?
Bapak-bapak yang usianya sangat jauh lebih tua dari saya, tetap bersemangt untuk belajar.
Bahkan tidak segan memulai dari nol…

Lalu saya???

yang jauuuuuh (‘u’ nya dibaca 6 harokat) lebih muda dan banyak tenaga kadang masih malas belajar apalagi harus belajar dari nol, untuk segala hal sering rasa gengsi dan malu menggerayangi pikiran…

(aduh sangat memalukan… , don’t try it!)

Buruk sekali sifat saya itu…
Rabbi ampuni hamba…
beri kesempatan dan kekuatan untuk hamba memperbaiki diri…

#pelajaran pertama hari ini#


Perkelanaan dilanjutkan, cekidot…

Bersama simoru sobat setia saya, kami melanjutkan perjalanan
Liuk kanan, liuk kiri wuuuuush… yes berhasil nyalip corolla, kopata dan juga…

vespa…



Hi…hi..kira2 beginilah gaya saya naik motor
#silahkan bagi yang mau muntah#


Simoru menggerutu…

“akhwat kok mreman (preman mengkel) gini sih, ora jelas tenan...!”

Yup, terimakasih kau menyadarkan saya teman
akhirnya dengan sopan santun dan penuh kesadaran saya pun melanjutkan perjalanan
ambisi kok cuma nyalip bus pariwisata, corolla, kopata, ma vespa (untung bukan becak), tidak bermutu!

Kalau berambisi tu ya minimal jadi mahasiswa berprestasi trus jadi guru teladan
pinter mentransfer ilmu dunia dan akhirat untuk tunas harapan bangsa
enterpreneur sukses, istri solehah dan umi yang hebat (cie…e... e..)
trus mati masuk surge deh… Amiiiiin (menengadahkan tangan dengan penuh semangat 45…)


go to the point…

perjalanan mulai memasuki kawasan hijau asri nan sepi
kanan kiri jalan tampak hamparan sawah hijau membentang
Kereuun pisan pokok na…

saking terpesoananya dengan karya Allah yang sumpah indah banget…
alhasil saya melewatkan begitu saja seorang ibu stengah baya yang berjalan kaki sendiri di jalanan yang sepi…

Simoru : Ega... berhenti ga nih…berhenti nggak…?(ngarep)

saya : e..e… berhenti….e..e… lanjut aja deh…(gaya bingung plus oneng)

Simoru jadi ikutan bingung, berhenti trus jalan, berhenti lagi trus akhirnya lanjut jalan…
menyadari telah berlalu cukup jauh akhirnya saya membuat keputusan yang salah dan pada akhirnya membuat saya sangat menyesal
Simoru : tega banget kamu… tidak memberdayakan saya dengan baik, coba bayangkan jika itu tadi ibumu dan ada orang lain yang melewatkan begitu saja bagaimana perasaanmu...
sedih dan menyesal, menarik nafas panjang huft…

.

.

.

.

Berjanji tidak akan terulang lagi…

#pelajaran kedua hari ini#

…Segala yang ada padamu akan diminta pertanggung jawabannya…

Bagaimana dengan pelajaranmu hari ini?

*260611*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar